Ijen Crater, Kawah Kehidupan Penambang Belerang

November 26, 2012

Kawah Ijen dan Belerangnya

Kawah Ijen dan penambang belerangnya ibarat dua sisi mata uang. Tak terpisahkan. Setiap waktu, belerang Kawah Ijen ditambang oleh para penambang yang tak kenal lelah. Rata-rata belerang seberat 70 kg dipanggul berjalan kaki sejauh 3 km menuju Pos Paltuding – tempat belerang Ijen dikumpulkan dan diangkut dengan truk. Kawah Ijen telah memberikan penghidupan bagi para penambang belerang.

Panorama indah Kawah Ijen yang berwarnakan hijau tosca berpadu dengan langit biru pun makin sempurna. Lereng-lereng tebing yang terjal putih kecokelatan serasa landai dengan senyum keramahan para penambang belerang. Sungguh pemandangan yang penuh kehangatan di ketinggian 2.386 meter dari permukaan air laut. Tak salah, inilah yang mengundang wisatawan penjuru dunia untuk berkunjung ke Kawah Ijen.

Pagi itu, saya dan tiga kawan saya adalah satu-satunya wisatawan lokal Indonesia.


Diangkut truk. Rutinitas berangkat menuju Paltuding. 
Berjalan kaki 3 km menuju kawah. Mengambil belerang. Ijen Warriors.
Ladang belerang di Kawah Ijen. Ladang kehidupan penambang.
Seorang penambang belerang mengangkut dari tepian dasar kawah.
Penambang belerang dengan para wisatawan asing di belakang. Pengunjung Ijen didominasi oleh turis mancanegara.
Bule Perancis mengamati kawah Ijen dan penambang belerangnya.
Menaiki tepian tebing kawah dengan berat sekitar 80 kg. Ijen Warrior.
Kami bersama sahabat penambang belerang, Mas Rudi dan kawannya. Persahabatan tak mengenal jarak. 
Beban belerang ditimbang di Pos Bunder. Per kilogram dihargai Rp 900. 
Para penambang  mengangkut pulang belerangnya ke Licin. 
Truk pengangkut penambang beserta belerang berangkat pulang menuju Licin. Selanjutnya dikumpulkan untuk menuju proses pengolahan.
Menunggu berangkat ke Kawah Ijen.

You Might Also Like

0 komentar

Twitter @iqbal_kautsar

Komentar Pembaca

BACA LEBIH BANYAK